Banda Aceh, 22/4 (Antara) – Pemerintah
Kota Banda Aceh menetapkan Gampong Pandee, Kecamatan Kuta Raja sebagai
kawasan wisata titik nol daerah itu.
“Melalui Gampong Pande, kita mengenang sejarah Kota Banda Aceh dan
melanjutkan perjuagan itu. Dulu Islam berjaya dari tempat ini kenapa
sekarang tidak,” kata Plh Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal
di Banda Aceh, Selasa.Pernyataan tersebut disampaikan pada acara Napak Tilas Sejarah Kota Banda Aceh dengan tema “Wisata Titik Nol Gampong Pande II” sebagai rangkaian peringatan HUT Kota Banda Aceh ke-809.
Gampong Pandee, salah satu daerah pesisir di kota berpenduduk sekitar 270 ribu jiwa itu juga pernah dikenal sebagai pusat Melayu Islam pada masa lalu.
Illiza mengatakan pemerintah akan membangun sebuah museum di Gampong Pande sebagai lokasi penyimpanan benda-benda bersejarah peninggalan kerajaan masa lalu.
Sementara sejarawan Aceh Nurdin AR, menjelaskan asal usul nama Gampong Pandee karena di daerah tersebut berdomisili orang-orang pandai atau ahli dari pengrajin perhiasan emas hingga pembuat batu nisan.
“Daerah ini dulu juga terkenal kosmopolit. Berbagai suku bangsa tinggal berdampingan dengan rukun. Hal itu nampak jelas sampai saat ini adanya etnis Tionghoa di Peunayong yang tidak pernah terganggu dengan warga setempat,” kata dia.
Pada masa lalu, kata Nurdin, Banda Aceh disebut dengan Bandar Lamuri, dan saat itu berkembang agama Budha dan Hindu. Ketika agama Islam datang dan berkembang pesat namanya diganti menjadi Bandar Darussalam yang artinya “negeri surga”.
“Dan saat itu muncul ulama-ulama besar seperti Hamzah Fansuri Ar-Raniry dan banyak karya para ulama terdahulu yang masih sisa dan menjadi incaran orang-orang dibelahan dunia,” kata dia menjelaskan.
http://www.antaraaceh.com/2014/04/gampong-pande-kawasan-wisata-titik-nol.html
0 comments:
Post a Comment